Kopi Kapal Api
Takaran kopi kapal api – Kalo kamu pikir artikel ini akan menyuguhkan trik mujarab dalam meracik kopi, kamu benar, benar-benar salah. Karena dibanding itu, saya ingin mengungkapkan keresahan yang bertahun-tahun terus ganggu kepalaku.
Menuju Angkringan
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Suatu pagi, saya yang belum tidur dengan mata sepet seperti zombie bergegas menuju dan membuka gerbang. Kuda besi yang suka mogok itu keluar dari sana dengan sangat tidak elegan selayaknya klx atau ninja.
Lalu dengan pelan dan ngak ngik, motor itu menembus dinginnya udara jogja pagi hari melintas ibu-ibu yang antri beli getuk di seberang gang. Terus saya melaju menuruni lintasan yang tidak begitu curam untuk kemudian menyeberang dan motorku otomatis menghentikan mesinnya tanpa perlu kucabut kuncinya.
Kuparkirkan sembarang dan berjalan mungkin 7 langkah menghampiri ibu-ibu yang sedang meracik takaran kopi kapal api di kedai angkringannya. Tanpa sungkan dan basa-basi berkenalan terlebih dahulu, saya langsung saja membuka mulut dan hah,
Tentu tidak begitu ceritanya. Saya pesan kopi kapal api di angkringan itu dan dibungkus. Nggak sampai satu abad ibu-ibu tadi sudah menyodorkan pesanan segelas kapal api yang dibungkus plastik ons-ons an dan dilapisi lagi bungkusannya dengan kresek hitam.
Setelah terjadi tabrakan terima kasih antara saya selaku pembeli dan ibu tadi si penjualnya, saya kembali duduk di jok yang tidak lucu. Tengok kanan dan kiri, tidak ada tukang parkir dan gas menuju jalan pulang yang katanya Farid Stevy, jalan pulang itu abstrak.
Takaran Kopi Kapal Api Seenak Ini
Sampai di rumah aku menangis meratapi perih nasib yang kualami, itu liriknya stand here alone.
Setibanya di kost, kukrakot plastik itu di ujungnya dengan gigi band dan panas panas darah ini pusing pusing, wulah tulisan apa ini semrawut sekali. Kutuangkan takaran kopi kapal api itu yang mengucur dari plastiknya ke dalam gelas.
Tak perlu lagi diaduk karena sebelum jatuh ke dalam gelas, gulanya sudah kularutkan ketika masih di dalam plastik dengan cara dipijit-pijit jariku. Langsung ku seruput segelas takaran kopi kapal api itu dan, pasti kamu pikir saya bakal nulis : aaaaaaahhhhhh.
Salah! Yang benar adalah, mari kita ulang tulisannya dari : Langsung ku seruput segelas kopii itu dan, aaaaaahhhhh. Ternyata kamu benar.
Saya tertegun sejenak setelah meminumnya. Rasa kopi itu jauh berbeda dengan kopi yang selama ini kubuat sendiri. Sejak saat itu saya mikir mendalam, kenapa bisa rasa kopi buatan ibu-ibu di angkringan itu lebih enak dibanding pas nyeduh sendiri.
Apa rahasianya? Kok takaran kopi kapal api racikannya begitu buket ketika membasahi kerongkonganku. Mikir mikir mikir dan saya memutuskan untuk membreakdown satu per satu variabel yang ada dari kopi kapal api yang kubeli.
Merenungkan Misterinya
Yang pertama terlintas di kepalaku adalah, mungkin karena plastiknya makanya rasanya jadi lebih enak. Karena secara material, jelas antara plastik dan gelas itu keduanya berbeda.
Ini gak tau hasil browsinganku bener atau ngawur, tapi ketika saya ketik bahan pembuat plastik, yang muncul itu antara lain : karbon, oksigen, hidrogen, klorin, belerang dan nitrogen.
Ah, pusing! Lupakan hal ribet seperti bahan baku produksian. Yang ingin kutekankan Cuma, plastik ya plastik dan gelas itu bahannya kaca. Jadi mungkin yang bikin takaran kopi kapal api yang diplastikin itu rasanya lebih nikmat karena,
Ketika bubuk kapal api yang ketemu gula menempati ruangan dalam plastik itu, kemudian kesiram air panas, mungkin saja ada mekanisme yang entah di sana sehingga rasanya lebih buket. Apakah benar? Ngawur!
Takaran Kopi Kapal Api
Dulu saya mikirin itu dan nggak nemu-nemu jawaban yang pasti. Padahal saya kepengin menulis itu lebih rinci tapi sayang, kata-kata tidak muncul dengan lancar dan mentok di tengah jalan.
Jadi topik itu tak pernah ditulis lagi. Lalu sekarang, saya menemukan topik yang sepertinya mudah untuk ditulis, yakni takaran kopi kapal api. Saya menulis ini sambil mengkhayati proses kegiatan meracik kopi yang setiap hari kulakukan.
Langsung saja ke step by stepnya. Pertama dan yang utama, tentu siapkan terlebih dahulu sebungkus kopi kapal api. Kebetulan yang sering saya konsumsi adalah produk kopi kapal api ukuran segini.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Yang kalau beli di warung kelontong dua ribu dapat tiga bungkus. Saya males cari tahu berapa ukuran gram-nya karena lagi nulis. Intinya ini bungkus paling kecil dari kapal api dan ini tanpa gula.
Setelah siap kopinya, hal berikutnya yang biasa saya lakukan adalah cuci dulu gelas bekas ngopi sebelumnya. Beginilah sedikit gambaran ketika orang mencuci gelas, fyi.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Gelas sudah bersih, selanjutnya isi poci atau ceret atau kalau nggak ada ya pakai alat yang biasa untuk memasak mie yang saya nggak tahu apa namanya. Kucurkan air kran secukupnya ke dalam wadah itu dan jangan lupa tutup kembali kran tersebut.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Lalu letakan panci kecil tadi ke atas tungku kompor gas kemudian nyalakan. Wah sialan, apinya kebesaran. Kecilin sedikit biar gas nya nggak cepat habis. Sembari menunggu air mendidih, kita siapkan kopinya.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Sobek bungkus yang berisi takaran kopi kapal api tadi, lalu jatuhkan isinya ke gelas. Input sesendok gula pasir, takarannya segitu saja ya. Ya segitu, saya nggak tahu ada berapa ratus atau ribu biji dari gula gulaa itu.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Berikutnya kembali ke dapur dan apinya sudah membara. Cekklekan tuas gasnya dan pake kain bekas untuk mengangkat panci kecilnya biar tanganmu aman gak kepanasan. Lalu tuang segera air panas itu sesuai takaran kopi kapal api.
![]() |
Takaran Kopi Kapal Api |
Beres sudah dan ini step terakhir yang harus dilakukan. Ya betul, aduk-aduk dulu biar antara kopi, gula dan air larut menjadi satu kesatuan yang pada akhirnya diklaim dengan nama kopi doang. Gula dan airnya gak disebut.
Cara mengaduknya juga ada teknik khusus biar takaran kopi kapal api itu beneran enak. Kalau bisa ya, aduklah sampai bunyi krit krit krit yang bikin ngilu orang ketika mendengarnya. Cara mengaduk seperti itu bakal bikin jengkel orang sekitar, dijamin.
Rasa Hasil Racikan
Yah, soal rasa tentu tidak perlu diragukan lagi, lah. Ternyata tetep lebih enak takaran kopi kapal api racikan ibu-ibu angkringan. Mission failed.
0 Komentar