![]() |
lirik lagu lagu nirvana |
Sepintas kubaca, lirik lagu lagu Nirvana, seperti kebanyakan band pengusung grunge, katanya secara penulisan mereka itu 'is annoying and often will half ass shit'.
Mereka menulis hal yang 'bener' untuk kemudian ditabrakan dengan kosa kata nyeleneh di larik berikutnya.
Katanya juga, Kurt hanyalah seorang pemadat yang nulis lirik dengan rima-rima sok puitis tapi nonsense, yang sama sekali nggak punya kedalaman makna filosofis.
Gaya bahasa lirik ciptaannya itu mirip-mirip Asmaralibrasi, begitu absrak, ngawang dan sukar dimengerti.
Lalu kok bisa, lirik nirvana yang jelas-jelas nirmakna, oleh pemujanya -seperti saya- malah menyematkan label 'jenius' ke si rockstar yang problematik itu?
Tentang Lirik Lagu Lagu Nirvana
![]() |
lirik lagu lagu nirvana |
Saat itu Kurt lagi nilep asap rokoknya ketika seorang wartawan melempar sebuah pertanyaan. "Bagaimana kalian mendefinisikan musik Nirvana?"
Sempat hening sedetik sebelum Krist Novoselic dengan begitu jail mengacaukan situasi yang tegang dan serius itu dengan tletekan, gendangan meja. Dave Grhol kepancing dan spontan menyambut umpan Krist dengan bernyanyi nggrenyem.
"Cukup, cukup, sakit perut aku." Ucap Dave mengakhiri kekonyolan itu.
Kurt yang sedari tadi diam -mungkin lagi mikir jawaban dari definisi musik atau lirik lagu nirvana tadi- seketika meraih potongan lemon di meja dan memerasnya.
"Dengan sentuhan lemon!" katanya, getet.
"Bagaimana kalian mendefinisikan musik Nirvana? Dengan sentuhan lemon!" Oke.
Masih di wawancara yang sama, lagi, si wartawan bertanya dengan begitu serius. "Dalam smeel like teen spirits, kalian terdengar seperti komplain tentang sikap apatis generasi kita. Benarkah itu?"
Kurt dengan tidak antusias merespon, "Apapun anggapan kalian, terserah kalian. Itu bisa jadi teka-teki silang buatmu."
Lalu, dalam dokumenter Montage of Heck, ditampilkan secuil cuplikan wawancara yang masih seputar lagu lagu nirvana.
Situasinya mungkin, Nirvana baru selesai pentasan terus datang wartawan yang nodong mikrofon dan kamera.
"Kalian nggak suka jelasin apapun yang terkait musik kalian. Apa salahnya sih cuma ngomong depan kamera dan..."
Belum tuntas pertanyaan si wartawan terlontar, keburu dipotong Kurt yang agak jengkel menanggapinya. "Nggak ada yang perlu dijelasin lagi, men. Di situ (di dalam lirik lagu nirvana) udah jelas artinya."
Kurang puas dengan jawabannya, wartawan itu coba mengorek lebih lanjut, "Menurut kalian, emang penggemar kalian nggak ingin dengar apa yang kalian pikirkan? Atau apa yang..."
Lagi, Kurt memotongnya dengan statement, "Aku lebih suka mendengarkan apa yang mereka pikirkan, kayak, gimana mereka menafsirkannya."
Nontonin klip wawancara lawas itu bikin saya jadi keingat sebuah kutipan. Ini nggak berhubungan langsung, tapi, pernyataan Kurt tersebut kupikir selaras dengan dawuh seorang filsuf eksistensialis asal Prancis, ya, Eyang Friedrich Nietzsche.
Filsuf berkumis melengkung dengan sederet kegetiran dalam hidup itu pernah ngendiko, "Seorang penulis harus belajar mingkem ketika karyanya mulai berbicara." Gokil!
Idealnya demikian, ketika sebuah karya dilempar ke publik, si pencipta mestinya nggak banyak omong, ndakik-ndakik ngejelasin "Karya ini mengandung pesan bla bla bla.."
Sudahlah, biarkan saja penikmatnya yang menafsirkan sendiri karya itu berdasar pengalamannya. Karena, menjelaskan maksud hanya akan membunuh karya itu.
Misalnya begini. Misal dulu Kurt ngejelasin kalau lagunya yang berjudul Heart Shaped Box itu bicara soal romantisnya ia dengan sang istri, Courtney Love.
Terus, 30 tahun setelah Heart Shaped Box secara resmi mengudara, seorang penulis medioker dari situs antah berantah bernama Mahaplung menulis ulasan dengan penuh kesoktauan.
Dia menafsirkan, lagu Heart Shaped Box-nya Nirvana itu menceritakan seorang pedagang ayam potong yang menaruh sisa dagangannya -ati ampela- di dalam sebuah box Styrofoam, kemudian menaburinya dengan balok es batu biar nggak cepat membusuk.
Sekalipun itu sangat ngawur dan tolol, jika belum ada klaim resmi dari penciptanya kalo lagu A tentang B, maka tafsiran itu sah-sah saja.
Sah dalam artian, itu menambah kekayaan interpretasi akan karya bersangkutan. Apalagi jika pembaca ulasan itu percaya, "teori ini sangat make sense..."
Tanpa Exit Plan = Ketersinggungan
![]() |
lirik lagu lagu nirvana |
Iya memang, ada kekhawatiran jika si pencipta tidak menjelaskan maksud karyanya, itu bisa saja disalahpahami.
Bisa memicu kontroversi terlebih jika secara casingnya, itu karya sangat sexy dan mudah untuk dipelintir.
Yang begini, juga sering dialami Nirvana. Makanya, Kurt akhirnya punya kesadaran untuk mau ngelakuin itu.
"Jadi, saya harus mulai mencegah itu sekarang, harus punya penjelasan untuk beberapa lagu yang perlu penjelasan lebih." sambil udud 76, Kurt menjawab tanya si mbak wartawan dengan lebih adem, kalem dan rileks.
Salah satu lirik lagu nirvana yang jelas-jelas sangat kontroversial, itu berjudul Rape Me. Hanya dari judul saja itu udah cukup untuk memantik ketersinggungan. Apalagi ditambah liriknya yang,
"R*pe me, my friend. R*pe me, again!" tanpa adanya konteks, Feminis Amerika mana yang nggak jengkel dengerin lagu dengan lirik begitu!
Nirvana memberi penjelasan tentang itu lagu di acara yang semacam kayak reaction gitu. Dalam itu acara, Kurt, Krist dan Dave nontonin reaksi dan opini orang-orang yang baru dengerin album In Utero, untuk kemudian, mereka ngasih tanggapan balik.
Selesai sesi nobar, pembawa acaranya bertanya ke mereka, "Beberapa orang yang jadi responden, mereka bilang tersinggung dengan lagu Rape Me dan beberapa yang lain cuma, 'lagu apa sih kok gini!"
"Kupikir..." Krist mau jawab, tapi diserobot oleh Kurt yang memaparkan kalo Nirvana saat sesi pemotretan dengan 10 majalah berbeda, mereka dalam sebulan udah berkali-kali ngejelasin bahwa lagu rape me itu berkebalikan dari lagu tentang pemerkosaan.
Bukan lagu tentang pemerkosaan, secara literal.
Kurt nulis lagu itu karena dia begitu muak dengan orang-orang (mungkin media) yang terlalu banyak nanyain arti lirik bikinannya.
"Itu (yang terus nanyain liriknya) sampah! Jadi kuputuskan untuk biarin (lirik rape me) seperti itu."
Lebih lanjut Kurt bilang, "Aku pikir itu (lagu rape me) jadi kayak semacam hadiah yang lucu untuk bajingan bejat yang memperkosa wanita dengan gagahnya, lalu dia masuk penjara dan diperkosa di sana." analogi.
Krist tampaknya masih nafsu untuk ngeluarin unek-unek yang tadi ketunda. Dia kemudian menimpali dengan sarkastik, "Mungkin, tersinggung dan nggak paham itu sepaket." Mantap!
Emang Lirik Nirvana Ada Maknanya?
![]() |
lirik lagu lagu nirvana |
Segala sesuatu itu nggak ada maknanya sampai dibikinin maknanya. Makna ada karena diciptakan, dikreasikan pikiran. Pun demikian, dengan lagu-lagu Nirvana.
Kebanyakan lagu nirvana liriknya ditulis oleh sang vokalis, Kurt Cobain. Untuk musiknya, mungkin digarap bareng-bareng saat jamming season.
Lirik-lirik Nirvana banyak menangkap kegelisahan personal yang dialami oleh Kurt Cobain. Dia memuntahkan apa yang berisik di kepalanya, lalu meraciknya menjadi lirik yang ternyata bisa related dan diamini orang banyak.
Memang, seperti yang dijelaskan diawal tadi, formula Kurt dalam menulis lirik ya ala-ala band Grunge pada umumnya.
Line pertama mungkin berisi hal yang gamblang dan gampang dimengerti, tapi segera dikacaukan oleh line berikutnya yang dibungkus sedemikian abstrak dengan metafora-metafora.
Bisa jadi memang beneran nirmakna, seperti, "Kayaknya kalo disambungin ke ini, jadi oke."
Atau bisa saja Kurt sengaja menyembunyikannya dengan metafora, biar nggak terlalu menelanjangi sisi-sisi yang sangat personal.
Saya, cuma bisa menerka-nerka. Mencoba menggali dan menelaah lirik-liriknya.
Dan, seperti yang kau baca dari awal sampai akhir, tulisan ini juga sama nggak jelasnya. Ngalor ngidul A B C, ujungnya cuma mau ngasih pengumuman :
Ditunggu saja, ulasan berikutnya akan membahas spesifik tiap lirik lagu lagu nirvana, tentunya hanya di mahaplung.
Sampah!
Post a Comment