_____________________________
_____________________________
[1] Interogasi
.....
Wahai anak muda,
kau kedapatan mengkonsumsi ekstasi
dengan barang bukti diselundupkan
dalam narasi ekspektasi yang diracik
oleh kepalamu sendiri.
Sekarang jawablah
tanyaku dengan jujur :
Mengapa kau bersikeras
hendak mencuci asumsi
dengan sejumput garam
asam lambung?
.....
_____________________________
_____________________________
[2] Kesaksian Terakhir
.....
Aku bersaksi di bawah
kelap-kelip stiker whatsapp :
Kau tercantik dalam gelap.
kau gelap dalam harap.
kau harap yang kadang
bikin sesak, pengap.
tapi kadang, bikin hidup
gemerlap.
.....
_____________________________
_____________________________
[3] Menungsa
.....
Aku memeluk malam
mendekap aksara.
Mencium mesra bibirnya
rasakan aroma kata.
Meraba organ intim pada
lekukan kalimat rasa.
Menelanjangi paragraf
tanpa sehelai busana.
Bersenggama, desahan syahdu
dari rima puisi romansa.
Hingga klimaks,
Membuahkan kesadaran
untuk jadi manusia
.....
_____________________________
_____________________________
[4] Sendawa Puisi
.....
Kran kamar mandi yang ngiler
penuhi ember penampungan
sampai meluber oleh ulah air
yang mengolah nada musik
dengan skill cerdik
serupa dewa Blues Jimmi Hendrix.
Harmoni melodi diterima kupingku
sebagai puisi yang melonglong
dan meronta dalam kepala
yang buntu dan cenderung jemu
menanti balas pesan whatsappmu.
Sedang kata dalam puisi
seakan puasa menahan lapar dahaga
sampai notif mencuat
terbit di timur beranda.
mungkin canda membius
lancang menyinggung
batas portalku dengan serius.
Hingga aku keselek belukar rasa
yang resah bertaruh melahirkan
sendawa puisi berikutnya.
.....
_____________________________
_____________________________
[5] Buruh Chatting
.....
Bawa pamflet pesan chat ini
ke birokrasi whatsapp setempat.
teriaklah lantang via voice note
dan nyanyikan anthem perlawanan
buruh, kelas pekerja bersatulah!
rendahnya upah minim responsif
adalah penghisapan perasaan
yang kejam dan tak sebanding
dengan dedikasi kaum proletaria
yang berkeringat memproduksi
topik-topik obrolan market wa.
hei kaum borju pemilik modal!
tuntutan kami perihal kenaikan gaji
janganlah sebatas diread doang!
yang kami harapkan dan inginkan
adalah kesetaraan berbasis kemesraan,
ideologi pink kasih sayang.
dan teruntuk kau, maha-sista.
mari turun ke jalan dan bergabung
dalam barisan rakyat miskin kuota.
tak usah cemas bila direpresi
moncong stiker yang ciderai
laju demokrasi percakapan
yang semestinya manusiawi.
hei, jangan takut.
sebab revolusi cinta hanya berlabuh
setelah melewati satu titik plang
di persimpangan lampu merah dan
perlu menyatakan komitmen serius:
belok kiri jalan terus!
.....
_____________________________
_____________________________
Bgusd
BalasHapusJadi semi absurd bukan semi serius hehe mantaap bro
BalasHapusPosting Komentar