_____________________________
_____________________________

[1] 00 : 00 

.....
Aku sayang kamu 
dengan terburu
bilang "Aku sayang kamu".
kamu serupa tissu, 
dibakar, lalu lenyap,
terbang jadi kupu 
hinggap di jendela, 
hei, salah!
itu burung kakak tua.

Sebab kita masih muda, 
beda dan bersama 
dalam suka tidak suka 
bakal direduksi habis 
oleh usia tua merana 
merindu masa muda 
menanti mati sendiri, 
sendiri.

Aku ingin mati
di celah kiri bibirmu 
menjelang kau selesai
berbisik mesra kalimasada.
tapi selagi masih hidup 
aku ingin ugal-ugalan 
di jalan kesenian yang 
bermanifestasi jadi 
hitam rambutmu yang 
tergerai tak peduli 
aturan formal.
.....
_____________________________
_____________________________

[2] Laku Mlaku

.....

Berdiri di atas kaki sendiri,
apakah utopia abadi?
nggak tahu, 
nggak ngerti.

Jalan saja, 
biarin diurus oleh
yang maha mengurus.

Semua ini, 
itu bukan urusanmu.
urusanmu cuma satu, 
cuma mlaku.
.....
_____________________________
_____________________________

[3] DPO 

.....
Ngalong, 
biar imajinasi tajam. 
Ngulang, 
biar makin paham. 
Ngilang,
biar apa?
.....
_____________________________
_____________________________

[4] Malam Sabtu Kelabu

.....
Waktu menjelma macan.
dia mengejar,
dengan ganas coba menerkam.
aku hampir saja mati.
terlampau lelah selamatkan diri.
terus berlari kian merasa frustasi.
memilih diam tentu aku tolol sekali.
kini aku bimbang, 
dan baru sekarang aku ingat, 
aku punya tuhan.
tuhan menyelamatkan?
.....
_____________________________
_____________________________

[5] Almarhum

.....
Mentari sore murung 
mendengar kabar kau sare 
dalam pembaringan tenteram 
berbantal kedamaian kekal.
tangisan kehilangan, 
tumpukan ingatan, 
segudang kenangan,
dan kiriman doa-doa,  
ikut terbang mengantarmu, 
pulang.
.....
_____________________________
_____________________________

Post a Comment