Samarkan namaku.
ganti mawar, gitu.
"bukankah mawar berduri?".
"gimana bila diganti melati?".
Jangan.
aku maunya mawar.
durinya, lambang idealis.
pelindung diri,
biar nggak murahan
gampang disentuh
sana-sini.
"bener juga!".
"eh, mawar pernah nggak
ketusuk duri sendiri?"
ya kali, engga lah.
kan ujung lancipnya
menghadap atas.
ia melawan yang
tak pantas.
"Oh iya, ya"
"baru sadar.
ternyata, ya,
bunga mawar
itu punk!".
Laah?
Saya juga ingin berkarya dong prihal puisi
ReplyDeleteBisa langsung email ke mahaplung@gmail.com
DeletePost a Comment